Tanaman
yang termasuk familia Papilionaceae (Leguminosae) ini merupakan jenis
tumbuhan semak tegak atau membelit dengan panjang 0.3 – 3 meter. Daun
penumpu tetap melekat lama. Anak daun bulat telur, dengan pangkal
membulat, meruncing, dan kedua belah sisi berambut. Tandan bunga buncis
berada duduk di ketiak tanaman, dengan 1-2 pasangan bunga. Tangkai
tandan masih, setinggi-tingginya 6 cm, dan kerapkali lebih pendek. Anak
daun pelindung di bawah kelopak panjang 3-9 mm. Kelopak tinggi 5-8 mm,
gigi yang teratas sangat pendek.
Tanaman
buncis ini memiliki bunga mahkota putih. Makin tua, mahkota tersebut
berubah warna menjadi kuning, bahkan kadang-kadang menjadi warna ungu.
Biji maupun buah buncis dijumpai dalam banyak variasi dan diperdagangkan
dengan nama yang berbeda sebagai sayuran. Mulai dari buncis coklat dan
putih, buncis spercie dan snijbonen, serta buncis perluru dan
kievitsbonen. Bagian yang digunakan buah dan buncis.
Tanaman
buncis berasal dari Amerika dan banyak ditanam di sana. Tumbuhan ini
juga tidak sulit untuk dibudidayakan. Umumnya budidaya dilakukan dengan
menggunakan biji. Tanaman merambat ini sungguh enak jika buahnya yang
masih muda disayur, apalagi kalau dijadikan tambahan untuk sop.
Komposisi senyawa dalam sayuran buncis antara lain: alkaloid,
flavonoida, saponin, triterpenoida, steroida, stigmasterin, trigonelin,
arginin, asam amino, asparagin, kholina, tanin, fasin (toksalbumin), zat
pati, vitamin, dan mineral.
Berdasarkan
penelitian, di dalam buncis terkandung zat b-sitosterol dan
stigmasterol yang mampu meningkatkan produksi insulin. Insulin sendiri
adalah hormon yang dihasilkan secara alamiah oleh pankreas dan berfungsi
untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Apabila pankreas hanya mampu
menghasilkan sedikit insulin (atau tidak sama sekali) maka seseorang
akan terkena penyakit diabetes mellitus. Dengan demikian, dengan
mengkonsumsi buncis, kita juga akan terhindar dari penyakit kencing
manis tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar