Nuri Andarwulan, Pengajar Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB,
memberikan tipsnya agar Anda tetap aman mengonsumsi air minum isi ulang.
Apakah air minum isi ulang bisa langsung diminum?
Pada
prinsipnya, air minum isi ulang yang banyak dijual itu layak
dikonsumsi. Tapi, yang aman diminum adalah yang kualitasnya sudah
diperiksa oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kotamadya Setempat.
Intinya,
air yang layak diminum harus melewati 3 persyaratan kelaikan, yaitu
dari segi fisik, kimia, dan mikrobiologi. Jika standar tersebut sudah
terpenuhi, depo tersebut akan diberikan sertifikat izin dari Dinas
Kesehatan tersebut.
Nah, agar tidak ragu, sebaiknya minta diperlihatkan
sertifikat tersebut sebelum membelinya. Perhatikan juga masa waktu
berlakunya, karena izin ini tidak berlaku selamanya. Tiap 6-12 bulan
depo harus memeriksakan produknya.
Bisakah air minum mengandung bakteri dapat dilihat secara kasat mata?
Tidak
bisa. Untuk mengetahui apakah ada bakteri dalam air minum memang harus
diteliti di laboratorium. Tapi, Anda bisa mendeteksi secara fisik apakah
air layak diminum. Dari segi fisik, air minum tak boleh memiliki bau,
rasa, dan warna (harus jernih).
Melalui tes laboratorium dapat diteliti dari segi kimia. Air
minum harus bebas dari kandungan zat kimia berbahaya, seperti logam
berat (air raksa atau merkuri (Hg), timbal (Pb) dan Au) aluminium, besi,
serta klorida.
Sedangkan, dari segi mikrobiologi, air minum tidak boleh
mengandung bakteri-bakteri patogen (bersifat racun sehingga dapat
menimbulkan penyakit). Bakteri yang tergolong patogen adalah E.coli,
Salmonella typhii, dan sejenisnya. Karena telah mendapatkan proses
sterilisasi, harusnya AMIU dapat langsung dikonsumsi.
Apa bahayanya mengonsumsi air minum yang telah terkontaminasi bakteri E. coli?
Kehadiran
bakteri coliform (E.coli tergolong jenis bakteri ini) yang banyak
ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan kualitas sanitasi yang
rendah dalam proses pengadaan air.
Makin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, makin
tinggi pula risiko kehadiran bakteri patogen, seperti bakteri Shigella
(penyebab muntaber), S. typhii (penyebab tifus), kolera, dan disentri.
Oleh karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis
bakteri coliform dan bakteri lain yang bersifat patogen yang dapat
menyebabkan diare, diare berdarah, kram perut, dan rasa mual.
Jadi, bagaimana agar tetap aman mengonsumsi air minum isi ulang?
Perhatikan sanitasi botol kemasan. Berikut langkah-langkahnya:
-
Cuci botol kemasan dengan sabun pembersih alat dapur yang tidak
beraroma. Tujuannya agar tidak mempengaruhi rasa air yang akan diisi
nanti.
- Setelah bersih dari air sabun, bilas botol dengan air panas (suhu 80 derajat Celcius).
- Lalu, tutup botol dengan rapat dengan plastik bersih. Buka
tutup tersebut, tepat sebelum botol diisi air minum isi ulang, sehingga
debu tidak mudah masuk.
Selain itu, lakukan usaha-usaha desinfeksi sendiri di rumah,
misalnya rebus air minum isi ulang tersebut di atas api hingga mendidih
selama minimum 2 menit.
-kosmo.vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar