LUVI HERBAL - Wajahnya mengernyit.
Gusi Muhardjo (55 tahun) membengkak. Tak hanya itu, sudah beberapa waktu
giginya mudah goyah. Terakhir, salah satu giginya pun tanggal.
Pemeriksaan di dokter gigi membuat Muhardjo heran. Pasalnya, sang dokter bertanya, apakah ia menderita Diabetes mellitus (DM) alias kencing manis. Meski tak merasa sebagai penderita DM, Muhardjo mengikuti saran sang dokter untuk memeriksakan kadar gula darahnya. Hasilnya, ia ternyata menderita DM tipe-2.
Pemeriksaan di dokter gigi membuat Muhardjo heran. Pasalnya, sang dokter bertanya, apakah ia menderita Diabetes mellitus (DM) alias kencing manis. Meski tak merasa sebagai penderita DM, Muhardjo mengikuti saran sang dokter untuk memeriksakan kadar gula darahnya. Hasilnya, ia ternyata menderita DM tipe-2.
Lantas, apa hubungannya dengan gigi-geligi? Menurut Sekretaris
Bagian Periodontologi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah mada
(UGM), drg H Ahmad Syaify, Sp. Perio diabetes memang menimbulkan
komplikasi di banyak hal. Termasuk salah satunya adalah periodontitis.
Fondasi gigi rusak Periodontitis adalah radang pada jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang). Dari seluruh komplikasi DM, periodontitis merupakan komplikasi nomor enam terbesar di antara berbagai macam penyakit. DM adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut.
''Hampir sekitar 80 persen pasien DM, gusinya bermasalah,'' kata Syaify yang saat ini sedang meneliti untuk disertasi S3-nya tentang Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh pada Penderita Periodontitis Diabetika.
Menurut Syaify, tanda-tanda periodontitis antara lain: pasien mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi agak lain yaitu mengkilat, tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong gusi dalam, ada kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah, dan mudah lepas.
''Walaupun usia relatif muda sekitar 45-50 tahun, giginya sudah hilang, tetapi gigi tidak rusak, melainkan fondasi giginya yang rusak,''jelasnya. Dari berbagai penelitian membuktikan bahwa orang yang giginya mudah goyah dan lepas ternyata menderita DM. Bahkan kasus periodontitis pada penderita DM lebih banyak dibanding pada bukan penderita DM.
''Jadi, penyakit DM sebetulnya bisa diketahui dari rongga mulut, terutama bagi pasien yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita DM,'' kata Syaify. DM adalah suatu kelainan metabolik yang ditandai dengan hyperglicemia (peningkatan konsentrasi gula darah). Di Indonesia diperkirakan penderita DM tahun 2000 sebanyak 4 juta orang, sedangkan tahun 2010 diprediksi penderita DM sekitar 6 juta orang. DM ini sebetulnya masalah yang besar, tutur Syaify.
DM umumnya terdiri dari dua tipe yaitu: tipe 1 dan tipe 2. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) di Amerika Serikat menjelaskan, untuk tipe 1, penderita tergantung pada pasokan insulin dari luar. Pada tipe ini, produksi insulin oleh pankreas terganggu atau tidak ada sama sekali.
Sedangkan pada DM tipe 2, tulis NIDDK, pankreas tetap memproduksi insulin. Sayangnya, insulin ini tidak mampu merespon makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan. Kurangnya aktivitas dan kelebihan berat badan memperburuk penderita DM tipe ini.
DM tipe 2 ini diderita oleh sekitar 90 persen dari seluruh pasien DM. Umumnya tanda-tandanya baru terasa pada usia di atas 45 tahun. Tanpa penanganan, biasanya pasien mengalami tanda diabetes klasik yaitu polyuria (air seni keluar berlebihan terutama malam hari), polydipsia (dahaga berlebihan), dan polyphagia (selera makan berlebihan), juga gatal-gatal, kelemahan dan kelelahan.
Mengapa menyerang gusi?
Karena di mulut ada jutaan bakteri yang dibutuhkan (flora normal). Tetapi ada bakteri-bakter tertentu yang disebut bakteri periodonpatik, karena bakteri ini khas terdapat pada jaringan periodontal atau disebut bakteri gram negatif yang anaerobe (bakteri yang mampu hidup tanpa oksigen). ''Bisa dibayangkan, di gusi kita ada kantongnya dan yang makin ke dasar makin tidak ada oksigennya, sehingga bakteri anaerob makin tumbuh subur,'' kata Syaify.
''Kalau kita menyikat gigi, bakteri yang bisa dihilangkan adalah jenis aerobe (bakteri yang hidupnya membutuhkan oksigen, red). Kalau bakteri anaerobe tidak bisa dihilangkan dengan sikat gigi, sehingga bakteri anaerobe tersebut bisa menimbulkan masalah di kantong gigi.'' Penderita DM bila mengalami periodontitis lebih parah daripada orang yang sehat, karena: Pertama, daya tahan tubuh penderita DM rendah dibandingkan orang sehat. Sel-sel pertahanan tubuh (monocyt, neutrophil, dan makrofag) juga lemah fungsinya.
Pada saat mulut mengalami radang --dalam hal ini periodontitis-- sel-sel pertahanan tubuh akan mengeluarkan TNF-alfa (Tumor Necrosis Factor). Menurut lembaga kesehatan AS, Mayo Clinic, protein ini berfungsi memobilisasi sel darah putih untuk melawan infeksi dan penyerang lainnya. Sayangnya, hal ini mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Karena tubuh jadi tak mampu memanfaatkan insulin yang diproduksi pankreas.
Dengan demikian, kata Syaify, bila penyakit-penyakit gusinya di atasi, kondisi gulanya akan menjadi lebih baik. Para pasien DM sebaiknya mulai melirik untuk memeriksakan gusinya. Jika menderita periodontitis, segeralah atasi, agar gigi bisa bertahan dan kadar gulanya tidak lebih buruk.
''Kalau plak di dalam kantong gusi dibersihkan, karang giginya dibersihkan, bakterinya diusir, radangnya diredakan, maka kondisi DM-nya bisa membaik,''tuturnya.
Orang yang membersihkan karang gigi bisa mendapatkan banyak keuntungan yaitu dari segi estetika bisa lebih bersih, dari segi penampilan bisa lebih bagus, dari segi pergaulan, mulut pun tak lagi bau.
Manfaat yang lebih besar yaitu untuk mencegah penyakit lain yang keparahannya bisa diperkuat oleh kondisi rongga mulutnya antara lain: penyakit DM, penyakit jantung, Rheumatoid arthritis, stroke, keguguran, dan lain-lain.
Tips Perawatan Pasien DM:
Fondasi gigi rusak Periodontitis adalah radang pada jaringan pendukung gigi (gusi dan tulang). Dari seluruh komplikasi DM, periodontitis merupakan komplikasi nomor enam terbesar di antara berbagai macam penyakit. DM adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut.
''Hampir sekitar 80 persen pasien DM, gusinya bermasalah,'' kata Syaify yang saat ini sedang meneliti untuk disertasi S3-nya tentang Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh pada Penderita Periodontitis Diabetika.
Menurut Syaify, tanda-tanda periodontitis antara lain: pasien mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi agak lain yaitu mengkilat, tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong gusi dalam, ada kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah, dan mudah lepas.
''Walaupun usia relatif muda sekitar 45-50 tahun, giginya sudah hilang, tetapi gigi tidak rusak, melainkan fondasi giginya yang rusak,''jelasnya. Dari berbagai penelitian membuktikan bahwa orang yang giginya mudah goyah dan lepas ternyata menderita DM. Bahkan kasus periodontitis pada penderita DM lebih banyak dibanding pada bukan penderita DM.
''Jadi, penyakit DM sebetulnya bisa diketahui dari rongga mulut, terutama bagi pasien yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita DM,'' kata Syaify. DM adalah suatu kelainan metabolik yang ditandai dengan hyperglicemia (peningkatan konsentrasi gula darah). Di Indonesia diperkirakan penderita DM tahun 2000 sebanyak 4 juta orang, sedangkan tahun 2010 diprediksi penderita DM sekitar 6 juta orang. DM ini sebetulnya masalah yang besar, tutur Syaify.
DM umumnya terdiri dari dua tipe yaitu: tipe 1 dan tipe 2. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) di Amerika Serikat menjelaskan, untuk tipe 1, penderita tergantung pada pasokan insulin dari luar. Pada tipe ini, produksi insulin oleh pankreas terganggu atau tidak ada sama sekali.
Sedangkan pada DM tipe 2, tulis NIDDK, pankreas tetap memproduksi insulin. Sayangnya, insulin ini tidak mampu merespon makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan. Kurangnya aktivitas dan kelebihan berat badan memperburuk penderita DM tipe ini.
DM tipe 2 ini diderita oleh sekitar 90 persen dari seluruh pasien DM. Umumnya tanda-tandanya baru terasa pada usia di atas 45 tahun. Tanpa penanganan, biasanya pasien mengalami tanda diabetes klasik yaitu polyuria (air seni keluar berlebihan terutama malam hari), polydipsia (dahaga berlebihan), dan polyphagia (selera makan berlebihan), juga gatal-gatal, kelemahan dan kelelahan.
Mengapa menyerang gusi?
Karena di mulut ada jutaan bakteri yang dibutuhkan (flora normal). Tetapi ada bakteri-bakter tertentu yang disebut bakteri periodonpatik, karena bakteri ini khas terdapat pada jaringan periodontal atau disebut bakteri gram negatif yang anaerobe (bakteri yang mampu hidup tanpa oksigen). ''Bisa dibayangkan, di gusi kita ada kantongnya dan yang makin ke dasar makin tidak ada oksigennya, sehingga bakteri anaerob makin tumbuh subur,'' kata Syaify.
''Kalau kita menyikat gigi, bakteri yang bisa dihilangkan adalah jenis aerobe (bakteri yang hidupnya membutuhkan oksigen, red). Kalau bakteri anaerobe tidak bisa dihilangkan dengan sikat gigi, sehingga bakteri anaerobe tersebut bisa menimbulkan masalah di kantong gigi.'' Penderita DM bila mengalami periodontitis lebih parah daripada orang yang sehat, karena: Pertama, daya tahan tubuh penderita DM rendah dibandingkan orang sehat. Sel-sel pertahanan tubuh (monocyt, neutrophil, dan makrofag) juga lemah fungsinya.
Pada saat mulut mengalami radang --dalam hal ini periodontitis-- sel-sel pertahanan tubuh akan mengeluarkan TNF-alfa (Tumor Necrosis Factor). Menurut lembaga kesehatan AS, Mayo Clinic, protein ini berfungsi memobilisasi sel darah putih untuk melawan infeksi dan penyerang lainnya. Sayangnya, hal ini mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. Karena tubuh jadi tak mampu memanfaatkan insulin yang diproduksi pankreas.
Dengan demikian, kata Syaify, bila penyakit-penyakit gusinya di atasi, kondisi gulanya akan menjadi lebih baik. Para pasien DM sebaiknya mulai melirik untuk memeriksakan gusinya. Jika menderita periodontitis, segeralah atasi, agar gigi bisa bertahan dan kadar gulanya tidak lebih buruk.
''Kalau plak di dalam kantong gusi dibersihkan, karang giginya dibersihkan, bakterinya diusir, radangnya diredakan, maka kondisi DM-nya bisa membaik,''tuturnya.
Orang yang membersihkan karang gigi bisa mendapatkan banyak keuntungan yaitu dari segi estetika bisa lebih bersih, dari segi penampilan bisa lebih bagus, dari segi pergaulan, mulut pun tak lagi bau.
Manfaat yang lebih besar yaitu untuk mencegah penyakit lain yang keparahannya bisa diperkuat oleh kondisi rongga mulutnya antara lain: penyakit DM, penyakit jantung, Rheumatoid arthritis, stroke, keguguran, dan lain-lain.
Tips Perawatan Pasien DM:
- Kontrol gula darah secara rutin karena kondisi gula darah yang baik, akan memperbaiki penyakit jaringan pendukung gigi
- Cek gusi/jaringan penyangga gigi dan bersihkan karang gigi secara teratur minimal 3-6 bulan sekali. Banyak penelitian 10 tahun terakhir ini memperlihatkan kondisi jaringan penyangga gigi yang baik akan memperbaiki kondisi gula darah pasien Diabetes mellitus.
- Perbaiki pola hidup, jauhkan dari penyebab stres.
- Gunakan sikat gigi yang baik dan lakukan cara menyikat gigi yang benar.
- Bila ada karies (lubang gigi) harus segera diatasi.
- Bila ada gigi yang tanggal harus segera ''diganti''.
#dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar